(Doa pada saat masalah datang atau apabila seseorang tampak kehilangan semua bantuan yang ada, untuk masalah yang hampir tidak ada jalan keluarnya).
Rasul yang amat suci,
Santo Yudas Tadeus, pelayan dan sahabat Yesus yang setia, Gereja Semesta
menghormati dan memohon kepadamu, sebagai penolong dari masalah-masalah yang
tampaknya tidak ada harapannya, hal-hal yang tidak ada jalan keluarnya.
Doakanlah aku, karena aku merasa sendirian dan tidak mempunyai penolong.
Aku mohon
padamu, gunakanlah kekuatan khusus yang diberikan kepadamu untuk memberikan
padaku bantuan nyata dan sesegera mungkin disaat aku merasa bantuan itu hampir
tidak ada. Dampingilah aku dalam kebutuhanku yang mendesak ini sehingga aku
boleh menerima penghiburan dan bantuan Surgawi atas semua kebutuhanku, masalah
dan penderitaanku, khususnya .......... (sebutkan permintaan anda) dan sehingga
aku akan memuji Tuhan bersamamu dan semua orang terpilih selamanya. Aku
berjanji, oh Santo Yudas Tadeus untuk selalu mengingat bantuan besar ini, untuk
selalu menghormati sebagai Rasul yang istimewa dan perkasa diantara kedua belas
Rasul lainnya dan untuk meningkatkan devosi kepadamu.
Semoga Hati Yesus yang
Mahakudus selalu dihormati, dicintai disemua Tabernakel sampai akhir zaman.
Semoga Hati Yesus yang
Mahakudus dihormati dan dimuliakan sekarang dan selama-lamanya.
Santo Yudas Tadeus
doakanlah aku dan dengarlah doaku.
Terberkatilah Hati
Kudus Yesus.
Terberkatilah Hati
Maria yang tak bernoda.
Terberkatilah Santo
Yudas Tadeus.
Diseluruh bumi dan
selalu disepanjang masa.
Amin.
Novena ini didoakan 6 x sehari
selama 9 hari berturut-turut dan tinggalkan 9 lembar salinannya di Gereja
setiap hari. Doa akan dijawab pada hari ke 9 atau sebelumnya dan belum pernah
gagal. Anda akan menerima intensi anda sebelum hari ke-9 berlalu tidak peduli
bagaimana mustahilnya, doa anda akan dijawab.
Tentang St Yudas Tadeus: Hamba dan Sahabat Setia Yesus
oleh: P. William P. Saunders *
Mengapa St Yudas Rasul-lah yang kita mintai pertolongan dalam perkara-perkara sulit yang nyaris tanpa pengharapan?
~ seorang pembaca di Annandale
Sebelum
membahas pertanyaan yang diajukan di atas, marilah pertama-tama kita
memeriksa apa yang kita ketahui mengenai St Yudas. Sungguh sayang, Kitab
Suci tidak menceritakan secara terperinci mengenai kehidupan St Yudas.
Tetapi, yang terpenting adalah bahwa ia dicatat sebagai salah satu dari
keduabelas rasul yang dipanggil Tuhan Yesus, “Ketika hari
siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara
mereka duabelas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga
diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes,
Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan
Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot
yang kemudian menjadi pengkhianat” (Lukas 6:13-16; bdk juga Kis 1:13).
Dalam Injil St Matius (10:2-4) dan Markus (3:16-19), nama “Yudas” tidak
disebutkan dalam daftar para rasul, melainkan nama “Tadeus”; sebagian
ahli berpendapat bahwa Tadeus dipergunakan guna membedakan Yudas dari si
pengkhianat Yudas Iskariot. Namun demikian, kedua nama tersebut, Yudas
dan Tadeus, menunjuk pada orang yang sama, dan terkadang kita malah
mendengar St Yudas Tadeus. Tradisi liturgis kita juga mencerminkan hal
ini: Teks bahasa Latin dan bahasa Indonesia dari Doa Syukur Agung I
dalam Misa mempergunakan nama Tadeus, sementara teks bahasa Inggris
mempergunakan nama Yudas dalam daftar para rasul.
Menurut
tradisi, St Yudas adalah pengarang dari “Epistula Yudas” yang kita
dapati dalam Perjanjian Baru. Sebagian ahli pada masa belakangan ini
berselisih pendapat apakah Rasul St Yudas adalah sesungguhnya pengarang
dari surat Yudas. Daripada berkutat pada segala argumentasi itu, marilah
secara singkat kita memeriksa bukti-bukti tradisional yang mendukung St
Yudas sebagai pengarangnya. The Muratorian Fragment (± 155M) menyajikan
satu dari daftar-daftar awali mengenai tulisan-tulisan yang dapat
dibacakan dalam Misa sebab tulisan-tulisan itu dikarang oleh para rasul
dan bebas dari sesat ataupun kesalahan. Tulisan-tulisan ini kemudian
dimasukkan dalam kanon Perjanjian Baru. The Muratorian Fragment
mencantumkan Epistula Yudas sebagai salah satu dari tulisan-tulisan yang
diterima itu, karenanya mempertegas bahwa pengarangnya adalah Rasul St
Yudas.
Namun
demikian, dengan menerima hal ini, muncul suatu pertanyaan lain: Jadi,
mengapakah pengarang epistula tersebut mengidentifikasikan diri sebagai
“saudara Yakobus” (Yudas 1), yang menunjuk pada Rasul St Yakobus Muda?
Dalam daftar Keduabelas Rasul seperti dikutip di atas, Yudas
diidentifikasikan sebagai “anak Yakobus” sementara St Yakobus Muda
diidentifikasikan sebagai “anak Alfeus”. Masalahnya terletak pada
terjemahan dari teks Injil berbahasa Yunani ke bahasa Inggris dan
Indonesia. Kembali ke teks Injil yang asli berbahasa Yunani tulisan St
Lukas, orang tidak akan mendapati kata “anak” baik dalam hubungannya
dengan “Yakobus anak Alfeus” maupun “Yudas anak Yakobus”;
melainkan, terjemahan harafiahnya adalah “Yakobus dari Alfeus” dan
“Yudas dari Yakobus”. (Begitu pula halnya dengan teks Latin Vulgata).
Jadi, bagaimanakah hubungan sesungguhnya?
“Yakobus”
yang dimaksudkan dalam Surat Yudas adalah St Yakobus Muda (bukan St
Yakobus Tua saudara St Yohanes anak-anak Zebedeus, bdk Matius 4:21),
yang adalah sepupu Yesus (Matius 13:55, perlu dicatat bahwa kata
“saudara” dipergunakan sebagai suatu istilah yang mencakup segala bentuk
hubungan kekerabatan). Apakah Yesus Mempunyai Saudara? Karena dalam daftar Rasul dalam Injil St Matius maupun St Markus, nama Tadeus segera menyusul sesudah “Yakobus anak Alfeus,”
maka secara tradisional disimpulkan bahwa Tadeus dan Yakobus adalah
bersaudara. Ingat bahwa Tadeus adalah nama lain dari Yudas. Sebab itu,
pengarang epistula adalah Yudas yang sama yang adalah saudara Yakobus
Muda. Sebab itu adalah tepat Kitab Suci Douay Rheims menterjemahkan
daftar dalam Lukas 6:13-16 sebagai berikut: “Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, dan Yudas saudara Yakobus.”
Alasan lain mengapa St Yudas mengidentifikasikan dirinya sebagai
“saudara Yakobus” di awal epistula kemungkinan besr adalah karena Rasul
St Yakobus Muda menjadi Uskup Yerusalem yang terkenal; sebab itu,
hubungan menegaskan bahwa pengarang epistula adalah seorang rasul dan
menghilangkan segala kerancuan dengan Yudas Iskariot.
Sekarang
setelah kita menjadi lebih paham mengenai mengapa St Yudas adalah
Rasul, saudara Yakobus Muda, sepupu Yesus, dan pengarang Epistula Yudas
dalam Perjanjian Baru, kita dapat melanjutkan dengan menjawab pertanyaan
di atas.
Ada satu perkataan St Yudas yang dicatat dalam Injil St Yohanes. Pada Perjamuan Malam Terakhir, ia bertanya kepada Yesus, “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” (Yohanes 14:22). Tuhan kita menjawab, “Jika
seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan BapaKu akan
mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama
dengan dia.”
Epistula
Yudas serupa dengan Epistula Kedua St Petrus. Sebagian ahli
memperkirakan surat ditulis sekitar tahun 70M. St Yudas mendorong
komunitas untuk “tetap berjuang untuk mempertahankan iman” dan memperingatkan mereka terhadap guru-guru palsu. Ia menantang umat beriman awali, “Bangunlah
dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah
dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil
menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah
mereka dengan jalan merampas mereka dari api” (Yudas 20-23).
Menurut
tradisi, sesudah kebangkitan Yesus, St Yudas Tadeus mendapatkan kain
kafan Tuhan, yang oleh sebagian besar orang diyakini sebagai Kain Kafan
Turin. Pada akhirnya, St Yudas membawanya ke Edessa, sekarang Turki.
Dari sana, ia menjelajah hingga ke daerah Armenia. Ritus Armenia
menelusuri asal-muasalnya dari St Yudas Tadeus.
St
Yudas kemudian mewartakan Injil di Mesopotamia di mana Simon
menggabungkan diri. Dari sana, mereka melakukan karya misi ke Persia, di
mana keduanya menerima mahkota kemartiran. St Yudas didera dengan
pentung hingga tewas; St Simon digergaji hingga berkeping-keping. Pesta
S. Simon dan S. Yudas, Rasul kita rayakan setiap tanggal 28 Oktober.
Jadi,
mengapakah St Yudas Tadeus dijadikan pelindung perkara-perkara sulit
yang nyaris tanpa pengharapan?
Alasannya menurut tradisi amat sederhana:
Ketika orang mendengar nama Yudas, pikiran orang akan segera tertuju
pada Yudas Iskariot yang mengkhianati Tuhan kita. Sebab itu, orang yang
nyaris putus harapan saja yang akan datang memohon bantuannya. Sebab
amat jarang dihormati dan dimintai pertolongan, St Yudas selalu siap
sedia dan menanti untuk mendengar doa-doa mereka yang menyerukan
namanya. Ironisnya, ia mungkin adalah rasul yang paling sering dimohon
bantuan doanya, dan yang paling banyak dikenang dalam gereja-gereja
dalam rupa patung ataupun karya seni lainnya.
Sebuah doa yang dibagikan di Tempat Ziarah Nasional St Yudas di Chicago berbunyi demikian:
“St
Yudas, Rasul yang tersuci, hamba dan sahabat setia Yesus, Gereja
semesta menghormatimu dan memohon pertolonganmu sebagai pelindung dalam
perkara-perkara sulit yang nyaris tanpa pengharapan, dalam
perkara-perkara yang nyaris mustahil. Doakanlah aku, yang begitu tak
berdaya dan sebatang kara. Aku mohon dengan sangat kepadamu, dengan hak
istimewa yang dianugerahkan kepadamu, sudi datangkanlah pertolongan yang
nyata dan segera di mana pertolongan nyaris mustahil. Sudi datanglah
menolongku dalam kepentingan mendesak ini agar aku beroleh penghiburan
dan pertolongan surgawi dalam segala kebutuhanku, pencobaan dan
penderitaan, teristimewa [nyatakan permohonanmu] dan kiranya aku dapat
memuliakan Tuhan bersamamu dan bersama segenap mereka yang terpilih
untuk selama-lamanya. Aku berjanji, ya St Yudas yang terberkati, untuk
senantiasa mengingat pertolongan besar ini, untuk senantiasa
menghormatimu sebagai pelindungku yang istimewa dan berdayakuasa, dan
untuk dengan penuh syukur mendorong devosi kepadamu. Amin.”
* Fr. Saunders is pastor
of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of
catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: St. Jude: Faithful Servant and Friend of Jesus” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2004 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”