Wednesday, April 1, 2015

Novena Santo Yudas Tadeus

 (Doa pada saat masalah datang atau apabila seseorang tampak kehilangan semua bantuan yang ada, untuk masalah yang hampir tidak ada jalan keluarnya).


Rasul yang amat suci, Santo Yudas Tadeus, pelayan dan sahabat Yesus yang setia, Gereja Semesta menghormati dan memohon kepadamu, sebagai penolong dari masalah-masalah yang tampaknya tidak ada harapannya, hal-hal yang tidak ada jalan keluarnya. Doakanlah aku, karena aku merasa sendirian dan tidak mempunyai penolong. 

Aku mohon padamu, gunakanlah kekuatan khusus yang diberikan kepadamu untuk memberikan padaku bantuan nyata dan sesegera mungkin disaat aku merasa bantuan itu hampir tidak ada. Dampingilah aku dalam kebutuhanku yang mendesak ini sehingga aku boleh menerima penghiburan dan bantuan Surgawi atas semua kebutuhanku, masalah dan penderitaanku, khususnya .......... (sebutkan permintaan anda) dan sehingga aku akan memuji Tuhan bersamamu dan semua orang terpilih selamanya. Aku berjanji, oh Santo Yudas Tadeus untuk selalu mengingat bantuan besar ini, untuk selalu menghormati sebagai Rasul yang istimewa dan perkasa diantara kedua belas Rasul lainnya dan untuk meningkatkan devosi kepadamu.

Semoga Hati Yesus yang Mahakudus selalu dihormati, dicintai disemua Tabernakel sampai akhir zaman.
Semoga Hati Yesus yang Mahakudus dihormati dan dimuliakan sekarang dan selama-lamanya.
Santo Yudas Tadeus doakanlah aku dan dengarlah doaku.

Terberkatilah Hati Kudus Yesus.
Terberkatilah Hati Maria yang tak bernoda.
Terberkatilah Santo Yudas Tadeus.
Diseluruh bumi dan selalu disepanjang masa.
Amin.

Novena ini didoakan 6 x sehari selama 9 hari berturut-turut dan tinggalkan 9 lembar salinannya di Gereja setiap hari. Doa akan dijawab pada hari ke 9 atau sebelumnya dan belum pernah gagal. Anda akan menerima intensi anda sebelum hari ke-9 berlalu tidak peduli bagaimana mustahilnya, doa anda akan dijawab. 

Tentang St Yudas Tadeus: Hamba dan Sahabat Setia Yesus
oleh: P. William P. Saunders *
Mengapa St Yudas Rasul-lah yang kita mintai pertolongan dalam perkara-perkara sulit yang nyaris tanpa pengharapan?
~ seorang pembaca di Annandale

Sebelum membahas pertanyaan yang diajukan di atas, marilah pertama-tama kita memeriksa apa yang kita ketahui mengenai St Yudas. Sungguh sayang, Kitab Suci tidak menceritakan secara terperinci mengenai kehidupan St Yudas. Tetapi, yang terpenting adalah bahwa ia dicatat sebagai salah satu dari keduabelas rasul yang dipanggil Tuhan Yesus, “Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka duabelas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat” (Lukas 6:13-16; bdk juga Kis 1:13). Dalam Injil St Matius (10:2-4) dan Markus (3:16-19), nama “Yudas” tidak disebutkan dalam daftar para rasul, melainkan nama “Tadeus”; sebagian ahli berpendapat bahwa Tadeus dipergunakan guna membedakan Yudas dari si pengkhianat Yudas Iskariot. Namun demikian, kedua nama tersebut, Yudas dan Tadeus, menunjuk pada orang yang sama, dan terkadang kita malah mendengar St Yudas Tadeus. Tradisi liturgis kita juga mencerminkan hal ini: Teks bahasa Latin dan bahasa Indonesia dari Doa Syukur Agung I dalam Misa mempergunakan nama Tadeus, sementara teks bahasa Inggris mempergunakan nama Yudas dalam daftar para rasul.


Menurut tradisi, St Yudas adalah pengarang dari “Epistula Yudas” yang kita dapati dalam Perjanjian Baru. Sebagian ahli pada masa belakangan ini berselisih pendapat apakah Rasul St Yudas adalah sesungguhnya pengarang dari surat Yudas. Daripada berkutat pada segala argumentasi itu, marilah secara singkat kita memeriksa bukti-bukti tradisional yang mendukung St Yudas sebagai pengarangnya. The Muratorian Fragment (± 155M) menyajikan satu dari daftar-daftar awali mengenai tulisan-tulisan yang dapat dibacakan dalam Misa sebab tulisan-tulisan itu dikarang oleh para rasul dan bebas dari sesat ataupun kesalahan. Tulisan-tulisan ini kemudian dimasukkan dalam kanon Perjanjian Baru. The Muratorian Fragment mencantumkan Epistula Yudas sebagai salah satu dari tulisan-tulisan yang diterima itu, karenanya mempertegas bahwa pengarangnya adalah Rasul St Yudas.


Namun demikian, dengan menerima hal ini, muncul suatu pertanyaan lain: Jadi, mengapakah pengarang epistula tersebut mengidentifikasikan diri sebagai “saudara Yakobus” (Yudas 1), yang menunjuk pada Rasul St Yakobus Muda? Dalam daftar Keduabelas Rasul seperti dikutip di atas, Yudas diidentifikasikan sebagai “anak Yakobus” sementara St Yakobus Muda diidentifikasikan sebagai “anak Alfeus”. Masalahnya terletak pada terjemahan dari teks Injil berbahasa Yunani ke bahasa Inggris dan Indonesia. Kembali ke teks Injil yang asli berbahasa Yunani tulisan St Lukas, orang tidak akan mendapati kata “anak” baik dalam hubungannya dengan “Yakobus anak Alfeus” maupun “Yudas anak Yakobus”; melainkan, terjemahan harafiahnya adalah “Yakobus dari Alfeus” dan “Yudas dari Yakobus”. (Begitu pula halnya dengan teks Latin Vulgata). Jadi, bagaimanakah hubungan sesungguhnya?


“Yakobus” yang dimaksudkan dalam Surat Yudas adalah St Yakobus Muda (bukan St Yakobus Tua saudara St Yohanes anak-anak Zebedeus, bdk Matius 4:21), yang adalah sepupu Yesus (Matius 13:55, perlu dicatat bahwa kata “saudara” dipergunakan sebagai suatu istilah yang mencakup segala bentuk hubungan kekerabatan). Apakah Yesus Mempunyai Saudara? Karena dalam daftar Rasul dalam Injil St Matius maupun St Markus, nama Tadeus segera menyusul sesudah “Yakobus anak Alfeus,” maka secara tradisional disimpulkan bahwa Tadeus dan Yakobus adalah bersaudara. Ingat bahwa Tadeus adalah nama lain dari Yudas. Sebab itu, pengarang epistula adalah Yudas yang sama yang adalah saudara Yakobus Muda. Sebab itu adalah tepat Kitab Suci Douay Rheims menterjemahkan daftar dalam Lukas 6:13-16 sebagai berikut: “Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, dan Yudas saudara Yakobus.” Alasan lain mengapa St Yudas mengidentifikasikan dirinya sebagai “saudara Yakobus” di awal epistula kemungkinan besr adalah karena Rasul St Yakobus Muda menjadi Uskup Yerusalem yang terkenal; sebab itu, hubungan menegaskan bahwa pengarang epistula adalah seorang rasul dan menghilangkan segala kerancuan dengan Yudas Iskariot.


Sekarang setelah kita menjadi lebih paham mengenai mengapa St Yudas adalah Rasul, saudara Yakobus Muda, sepupu Yesus, dan pengarang Epistula Yudas dalam Perjanjian Baru, kita dapat melanjutkan dengan menjawab pertanyaan di atas.


Ada satu perkataan St Yudas yang dicatat dalam Injil St Yohanes. Pada Perjamuan Malam Terakhir, ia bertanya kepada Yesus, “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” (Yohanes 14:22). Tuhan kita menjawab, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”


Epistula Yudas serupa dengan Epistula Kedua St Petrus. Sebagian ahli memperkirakan surat ditulis sekitar tahun 70M. St Yudas mendorong komunitas untuk “tetap berjuang untuk mempertahankan iman” dan memperingatkan mereka terhadap guru-guru palsu. Ia menantang umat beriman awali, “Bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api” (Yudas 20-23).


Menurut tradisi, sesudah kebangkitan Yesus, St Yudas Tadeus mendapatkan kain kafan Tuhan, yang oleh sebagian besar orang diyakini sebagai Kain Kafan Turin. Pada akhirnya, St Yudas membawanya ke Edessa, sekarang Turki. Dari sana, ia menjelajah hingga ke daerah Armenia. Ritus Armenia menelusuri asal-muasalnya dari St Yudas Tadeus.


St Yudas kemudian mewartakan Injil di Mesopotamia di mana Simon menggabungkan diri. Dari sana, mereka melakukan karya misi ke Persia, di mana keduanya menerima mahkota kemartiran. St Yudas didera dengan pentung hingga tewas; St Simon digergaji hingga berkeping-keping. Pesta S. Simon dan S. Yudas, Rasul kita rayakan setiap tanggal 28 Oktober.


Jadi, mengapakah St Yudas Tadeus dijadikan pelindung perkara-perkara sulit yang nyaris tanpa pengharapan? 
Alasannya menurut tradisi amat sederhana: Ketika orang mendengar nama Yudas, pikiran orang akan segera tertuju pada Yudas Iskariot yang mengkhianati Tuhan kita. Sebab itu, orang yang nyaris putus harapan saja yang akan datang memohon bantuannya. Sebab amat jarang dihormati dan dimintai pertolongan, St Yudas selalu siap sedia dan menanti untuk mendengar doa-doa mereka yang menyerukan namanya. Ironisnya, ia mungkin adalah rasul yang paling sering dimohon bantuan doanya, dan yang paling banyak dikenang dalam gereja-gereja dalam rupa patung ataupun karya seni lainnya.


Sebuah doa yang dibagikan di Tempat Ziarah Nasional St Yudas di Chicago berbunyi demikian:

“St Yudas, Rasul yang tersuci, hamba dan sahabat setia Yesus, Gereja semesta menghormatimu dan memohon pertolonganmu sebagai pelindung dalam perkara-perkara sulit yang nyaris tanpa pengharapan, dalam perkara-perkara yang nyaris mustahil. Doakanlah aku, yang begitu tak berdaya dan sebatang kara. Aku mohon dengan sangat kepadamu, dengan hak istimewa yang dianugerahkan kepadamu, sudi datangkanlah pertolongan yang nyata dan segera di mana pertolongan nyaris mustahil. Sudi datanglah menolongku dalam kepentingan mendesak ini agar aku beroleh penghiburan dan pertolongan surgawi dalam segala kebutuhanku, pencobaan dan penderitaan, teristimewa [nyatakan permohonanmu] dan kiranya aku dapat memuliakan Tuhan bersamamu dan bersama segenap mereka yang terpilih untuk selama-lamanya. Aku berjanji, ya St Yudas yang terberkati, untuk senantiasa mengingat pertolongan besar ini, untuk senantiasa menghormatimu sebagai pelindungku yang istimewa dan berdayakuasa, dan untuk dengan penuh syukur mendorong devosi kepadamu. Amin.”

* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: St. Jude: Faithful Servant and Friend of Jesus” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2004 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”